Suasana rumah jadi hangat dengan tangis bayi baru lahir. Ketahui 10 cara perawatan yang benar agar bayi baru Anda menjadi bayi paling bahagia sedunia!
1. Makan Lagi, Makan Lagi. Pada bulan-bulan pertama, lapar adalah penyebab utama bayi menangis. Karena itu, menawari bayi makan adalah cara paling efektif untuk menyetop tangisnya, meski itu berarti Anda harus menyusui bayi sesering mungkin; pagi, siang, sore dan malam. Mengapa bayi makan lagi makan lagi? Ini karena, rasa lapar adalah sensasi baru baginya. Di rahim ibu bayi terbiasa menerima asupan makanan terus-menerus dari plasenta, sehingga tidak pernah merasa lapar.
Ketika lahir ke dunia, sistem pencernaan bayi belum terbiasa untuk mencerna makanan dalam jumlah besar, kemudian “kosong” beberapa waktu. Untuk membantu bayi beradaptasi dengan perbedaan ini, pada minggu-minggu pertama Anda tidak perlu menjadual jam makan bayi. Berilah dia makan sesering mungkin. Jadual makan bayi akan terbentuk di usia kira-kira lima minggu.
2. Waktunya Buang Air! Pipis dan BAB bayi baru juga belum kenal jadual. Tetapi sering buang air adalah hal yang baik, pertanda bayi cukup makan. Jangan tunda mengganti popoknya, agar bayi tidak menangis karena basah dan tidak nyaman. Amati juga air seni dan fesesnya karena keduanya bisa menjadi alat ukur kondisi bayi, misalnya, air seni yang terlalu kuning menandakan bayi kurang cairan. Feses bayi yang mendapat ASI ekslusif lebih lunak dan tidak terlalu berbau. Setelah bayi pipis atau BAB, segera bersihkan alat kelaminnya. Bubuhi bokong dan selangkangannya dengan krim untuk menghindari ruam popok.
3. Baby Dress Code. Apa iya, bayi baru lahir harus dibedong sepanjang hari? Apa betul bajunya harus berlapis-lapis dan selalu pakai selimut? Ayahbunda, iklim tropis di negara kita sebenarnya tidak cocok dengan pakaian bayi gaya dibuntel-buntel. Saat udara panas dan bayi berada di ruangan non-AC, coba cek belakang leher bayi, jika terasa panas dan lembab, berarti dia kegerahan. Jika demikian, singkirkan alas tidurnya dan ganti bajunya dengan yang lebih ringan. Pastikan pakaian bayi terbuat dari bahan alami, seperti katun 100%, yang menyerap keringat, mudah dicuci dan disetrika. Panduan berbusana untuk bepergian lain lagi. Kenakan mantel atau cardigan, kaos kaki, sepatu dan topi pada bayi untuk mencegah dia masuk angin.
4. Kosmetika Bayi. Kosmetika bayi banyak macamnya, ada baby bath, baby shampoo, baby oil, baby lotion, baby powder, baby cream, baby cologne dan hair lotion. Sebenarnya tidak semuanya dibutuhkan oleh bayi, jadi bijaksanalah dalam memilih. Apa pun mereknya, gunakan produk yang sudah teruji secara klinis atau Clinical Proven Mild (CMP). Jika bayi bereaksi negatif saat dipakaikan kosmetika tertentu, misalnya timbul bercak-bercak merah di kulit, maka kemungkinan ia alergi pada kandungan kosmetika tersebut. Hentikan pemakaian.
Beralihlah pada kosmetika bayi yang bebas bahan kimia (green product). Masih berhubungan dengan meminimalkan persentuhan bayi dengan bahan kimia, hindari juga menggunakan produk pengharum atau pelembut pakaian. Bahan kimia di dalamnya terlalu “kuat” dan bisa mengiritasi kulit bayi.
5. Kegiatan yang Dibenci Bayi. Kebanyakan bayi tidak suka acara lepas-pakai baju, mandi, keramas, diberi obat tetes mata dan tetes hidung hidung. Bisa-bisa dia mengamuk! Solusinya, lakukan kegiatan ini dengan cepat, namun tetap hati-hati. Alihkan perhatian bayi dengan mengajaknya bercakap-cakap, memberi pelukan dan ciuman.
6. Lingkungan yang Nyaman. Penting menciptakan lingkungan yang nyaman bagi bayi. Usahakan lingkungan bayi tidak terlalu ramai atau berisik, terlalu dingin (kurang dari 20 derajat Celcius) atau terlalu panas (lebih dari 31 derajat Celcius). Bayi juga bisa rewel karena silau, karena itu pastikan cahaya lampu atau sinar matahari tidak jatuh tepat ke matanya. Lingkungan yang nyaman juga berarti bebas gigitan nyamuk dan serangga. Anda bisa melakukan fogging di rumah beberapa hari sebelum bayi hadir. Tidak dianjurkan menggunakan obat pembasmi serangga di kamar bayi karena racunnya bisa menempel di barang-barang bayi. Gunakan saja kain kelambu.
7. Mainan Bayi. Fungsi mainan bukan cuma menghibur tetapi juga mengenalkan bayi pada berbagai bentuk dan melatih otot matanya agar lebih terfokus. Untuk itu, pilihlah mainan dengan warna-warna cerah. Mainan bergerak dan berbunyi (musical mobile) yang digantung di tempat tidur akan merangsang indra penglihatan dan pendengaran bayi. Beruang Teddy yang lembut menyenangkan bayi saat ia merabanya. Rattle, mainan genggam yang berbunyi jika digoyang, juga menghibur dan melatih indra bayi. Tetapi tidak selalu harus mainan mahal, lho. Bayi juga sangat terhibur melihat pantulan dirinya di cermin,bayangan di tembok dan tetes hujan. Dan, tentu saja tidak ada yang lebih menggembirakan bayi dibanding saat ia bermain dengan ayah dan ibunya.
8. Ritual Tidur. Total waktu tidur bayi baru adalah 16 jam sehari, dengan tidur malam yang gelisah, diseling beberapa kali bangun. Setelah usia 5 minggu, barulah bayi memiliki pola tidur tetap, yaitu tidur lebih awal di malam hari dan terbangun 2 - 3 kali di tengah malam. Ritual tidur bisa membantu bayi tidur lebih cepat dan berkualitas. Tahapannya, mandikan bayi dengan air hangat yang sudah ditetesi baby bath, pijat bayi dengan baby oil atau lotion, setelah itu ciptakan suasana tenang di kamar tidurnya. Anda bisa membacakan dongeng, menyanyikan lagu nina bobok atau membubuhi bayi dengan baby powder. Gunakan produk bayi yang harumnya menenangkan, namun aman dan teruji secara klinis atau Clinically Proven Mild (CMP).
9. Kenali Penyakit Bayi Baru Lahir. Kolik, ruam popok, hidung mampet, infeksi mata, lidah berjamur dan demam pasca imunisasi adalah beberapa penyakit langganan bayi baru. Saat mengalaminya, bayi akan rewel dengan tangis yang tidak biasa. Cepat cari tahu dan atasi. Jika Si Kecil ruam popok, buka popoknya bersihkan, dan biarkan dia tanpa popok - diangin-angin – sementara waktu. Hidung mampet, infeksi mata, demam pasca imunisasi dan lidah berjamur dapat diantisipasi dengan resep obat dari dokter. Sedangkan kolik yang umumnya tidak dapat disembuhkan, bisa diatasi dengan membuat bayi nyaman; diayun-ayun, disusui, atau diusap-usap perutnya.
10. Orang-orang di Sekitar Bayi. Bayi memang menggemaskan, tetapi, perlakukanlah dia sewajarnya. Jika terlalu banyak orang yang menggendong dan mengajak bercanda, jika sedikit-sedikit pakaiannya diganti, sedikit-sedikit diberi makan, atau jika Ayah dan Bunda bereaksi berlebihan terhadap tangisannya, bayi bisa stres juga. Selain itu, perasaan bayi yang halus membuatnya dapat “menangkap” suasana hati ibu sebagai orang terdekatnya. Ketika mood ibu jelek akibat kelelahan misalnya, bayi bisa tahu dan dia pun ikut-ikutan rewel. Jadi, jagalah suasana hati Anda di dekat bayi. Kalau perlu istirahat, serahkan bayi pada pengasuh lainnya di rumah.
Titian Sumarni
Kamis, 28 April 2011
Rabu, 27 April 2011
ASKEP HIPERBILIRUBIN
HIPERBILIRUBIN
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIS
D. PATOFISIOLOGIPeningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.Pada derajat tertentu bilirubin akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi di otak disebut kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg/dl.Mudah tidaknya kadar bilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah, hipoksia, dan hipoglikemia. (Markum, 1991)
E. PATHWAY Pemecahan Hemoglobin
Peningkatan destruksi eritrosit (gangguan konjungasi bilirubin/gangguan transport bilirubuin) Hb dan eritrosit abnormal.
Pemecahan bilirubin berlebihan
Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar
Hepar tidak mampu melakukan konjungasi
Peningkatan bilirubin dalam darah (obstruksi usus = tinja berwarna pucat)
Ikterus pada sklera, leher, dan badan (peningkatan bilirubin 12mg/dl)
Indikasi fototerapi
Sinar dengan intensitas tinggi
F. KLASIFIKASI
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENCEGAHANIkterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
I. KOMPLIKASI
J. PENATALAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN
DX II : Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar lingkungan panas.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatandiharapkan suhu dalam rentang normal.
1. Selalu terjadi2. Sering terjadi3. Kadang terjadi4. Jarang terjadi5. Tidak pernah terjadiNIC : Fever treatmento Monitor suhu sesering mingkin o Monitor warna dan suhu kulito Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasio Monitor intake dan output
DX III : Resiko terjadi cidera berhubungan dengan fototerapi atau peningkatan kadar bilirubin.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatandiharapkan tidak ada resiko cidera.NOC : risk controlKriteria hasil :o Klien terbebas dari ciderao Klien mampu menjelaskan metode untuk mencegah injuri/ ciderao Klien mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injuri.Indicator Skala :1. tidak pernah menujukan2. jarang menunjukan3. kadang menunjukan4. sering menunjukan5.selalu menunjukanNIC : Pencegahan jatuho Kaji status neurologiso Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dari metode pengamanano Jaga keamanan lingkungan keamanan pasieno Libatkan keluiarga untuk mencegah bahaya jatuho Observasi tingkat kesadaran dan TTVo Dampingi pasien
Dx IV : Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kepeerawatan selama proses keperawatan diharapkan keluarga dan pasien tidak cemas.NOC I : Control CemasKriteria Hasil :
A. PENGERTIAN
· Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas atas nilai normal bilirubin serum.
· Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah berlebihan sehingga menimbulkan joundice pada neonatus (Dorothy R. Marlon, 1998)
· Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai joudince pada sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh (Adi Smith, G, 1988).
· Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus. (Suzanne C. Smeltzer, 2002)
· Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek pathologis. (Markum, 1991:314)
B. ETIOLOGI
· Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
· Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati.· Gangguan konjugasi bilirubin.
· Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah merah. Disebut juga ikterus hemolitik. Hemolisis dapat pula timbul karena adanya perdarahan tertutup.· Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.· Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti : infeksi toxoplasma. Siphilis.C. MANIFESTASI KLINIS
· Kulit berwarna kuning sampe jingga
· Pasien tampak lemah
· Nafsu makan berkurang
· Reflek hisap kurang
· Urine pekat
· Perut buncit
· Pembesaran lien dan hati
· Gangguan neurologik
· Feses seperti dempul
· Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl.· Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa.- Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetk atau infeksi.- Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke 3-4 dan menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.D. PATOFISIOLOGIPeningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.Pada derajat tertentu bilirubin akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi di otak disebut kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg/dl.Mudah tidaknya kadar bilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah, hipoksia, dan hipoglikemia. (Markum, 1991)
E. PATHWAY Pemecahan Hemoglobin
Peningkatan destruksi eritrosit (gangguan konjungasi bilirubin/gangguan transport bilirubuin) Hb dan eritrosit abnormal.
Pemecahan bilirubin berlebihan
Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar
Hepar tidak mampu melakukan konjungasi
Peningkatan bilirubin dalam darah (obstruksi usus = tinja berwarna pucat)
Ikterus pada sklera, leher, dan badan (peningkatan bilirubin 12mg/dl)
Indikasi fototerapi
Sinar dengan intensitas tinggi
Resiko Tinggi Cedera |
Gangguan Temperatur Tubuh |
Gangguan integritas kulit |
F. KLASIFIKASI
· Ikterus prehepatik
Disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan akibat hemolisis sel darah merah. Kemampuan hati untuk melaksanakan konjugasi terbatas terutama pada disfungsi hati sehingga menyebabkan kenaikan bilirubin yang tidak terkonjugasi.
· Ikterus hepatic
Disebabkan karena adanya kerusakan sel parenkim hati. Akibat kerusakan hati maka terjadi gangguan bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke dalam hati serta gangguan akibat konjugasi bilirubin yang tidak sempurna dikeluarkan ke dalam doktus hepatikus karena terjadi retensi dan regurgitasi.
· Ikterus kolestatik
Disebabkan oleh bendungan dalam saluran empedu sehingga empedu dan bilirubin terkonjugasi tidak dapat dialirkan ke dalam usus halus. Akibatnya adalah peningkatan bilirubin terkonjugasi dalam serum dan bilirubin dalam urin, tetapi tidak didaptkan urobilirubin dalam tinja dan urin.
· Ikterus neonatus fisiologi
Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi baru lahir dan akan sembuh pada hari ke-7. penyebabnya organ hati yang belum matang dalam memproses bilirubin
· Ikterus neonatus patologis
Terjadi karena factor penyakit atau infeksi. Biasanya disertai suhu badan yang tinggi dan berat badan tidak bertambah.G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
· Pemeriksaan bilirubin serum
- Pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl antara 2-4 hari setelah lahir. Apabila nilainya lebih dari 10mg/dl tidak fisiologis.
- Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl antara 5-7 hari setelah lahir. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl tidak fisiologis.
· Pemeriksaan radiology
Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan diafragma kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma
· Ultrasonografi
Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic dengan ekstra hepatic.
· Biopsy hati
Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar seperti untuk membedakan obstruksi ekstra hepatic dengan intra hepatic selain itu juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma.
· Peritoneoskopi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini.
· Laparatomi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini.
H. PENCEGAHANIkterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
· Pengawasan antenatal yang baik
· Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi dan masa kehamilan dan kelahiran, contoh :sulfaforazol, novobiosin, oksitosin.
· Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus.· Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus.· Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir
· Pemberian makanan yang dini.
· Pencegahan infeksi.
I. KOMPLIKASI
· Retardasi mental – Kerusakan neurologis
· Gangguan pendengaran dan penglihatan
· Kematian.
· Kernikterus.
J. PENATALAKSANAAN
· Tindakan umum
ü Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil
ü Mencegah truma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang dapat menimbulkan ikhterus, infeksi dan dehidrasi.
ü Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir.
ü Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat.
· Tindakan khusus
ü Fototerapi
Dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbilirubin patologis dan berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto.
ü Pemberian fenobarbital Mempercepat konjugasi dan mempermudah ekskresi. Namun pemberian ini tidak efektif karena dapat menyebabkan gangguan metabolic dan pernafasan baik pada ibu dan bayi.ü Memberi substrat yang kurang untuk transportasi/ konjugasi misalnya pemberian albumin karena akan mempercepat keluarnya bilirubin dari ekstravaskuler ke vaskuler sehingga bilirubin lebih mudah dikeluarkan dengan transfuse tukar.ü Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi
untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari sinar yang ditimbulkan dan dikhawatirkan akan merusak retina. Terapi ini juga digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus dengan hiperbilirubin jinak hingga moderat.
ü Terapi transfuse digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin yang tinggi.ü Terapi obat-obatanmisalnya obat phenorbarbital/luminal untuk meningkatkan bilirubin di sel hati yang menyebabkan sifat indirect menjadi direct, selain itu juga berguna untuk mengurangi timbulnya bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hari.ü Menyusui bayi dengan ASI
ü Terapi sinar matahari
· Tindak lanjut
Tindak lanjut terhadap semua bayi yang menderita hiperbilirubin dengan evaluasi berkala terhadap pertumbuhan, perkembangan dan pendengaran serta fisioterapi dengan rehabilitasi terhadap gejala sisa.
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN
- PENGKAJIAN
- Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil terutama suhu tubuh (hipertermi). Reflek hisap pada bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus otot (kejang/tremor). Hidrasi bayi mengalami penurunan. Kulit tampak kuning dan mengelupas (skin resh), sclera mata kuning (kadang-kadang terjadi kerusakan pada retina) perubahan warna urine dan feses. Pemeriksaan fisik
- Riwayat penyakit
- Pemeriksaan bilirubin menunjukkan adanya peningkatan.
- Pengkajian psikososial
- Hasil Laboratorium :
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
- INTERVENSI
NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Kriteria Hasil :- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
- Tidak ada luka / lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
- Hindari kerutan pada tempat tidur
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali
- Monitor kulit akan adanya kemerahan.
- Oleskan lotion / minyak / baby oil pada daerah yang tertekan
- Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat
DX II : Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar lingkungan panas.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatandiharapkan suhu dalam rentang normal.
NOC : Termoregulation
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Nadi dan respirasi dalam batas normal
- Tidak ada perubahan warna kulit
- Pusing berkurang/hilang.
1. Selalu terjadi2. Sering terjadi3. Kadang terjadi4. Jarang terjadi5. Tidak pernah terjadiNIC : Fever treatmento Monitor suhu sesering mingkin o Monitor warna dan suhu kulito Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasio Monitor intake dan output
DX III : Resiko terjadi cidera berhubungan dengan fototerapi atau peningkatan kadar bilirubin.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatandiharapkan tidak ada resiko cidera.NOC : risk controlKriteria hasil :o Klien terbebas dari ciderao Klien mampu menjelaskan metode untuk mencegah injuri/ ciderao Klien mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injuri.Indicator Skala :1. tidak pernah menujukan2. jarang menunjukan3. kadang menunjukan4. sering menunjukan5.selalu menunjukanNIC : Pencegahan jatuho Kaji status neurologiso Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dari metode pengamanano Jaga keamanan lingkungan keamanan pasieno Libatkan keluiarga untuk mencegah bahaya jatuho Observasi tingkat kesadaran dan TTVo Dampingi pasien
Dx IV : Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kepeerawatan selama proses keperawatan diharapkan keluarga dan pasien tidak cemas.NOC I : Control CemasKriteria Hasil :
- Monitor intensitas kecemasan.
- Menyingkirkan tanda kecemasan.
- Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya.
- Nilai keluarga dalam mengatur masalah-masalah.
- Melibatkan anggota keluarga untuk membuat keputusan.
- Tenangkan klien.
- Jelaskan seluruh prosedur pada klien/keluarga dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan.
- Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.
- Sediakan aktivitas untuk mengurangi kecemasan.
Definisi Diabetes melitus atau Kencing Manis
Definisi Diabetes melitus atau Kencing Manis
lainnya diabetes, lainnya Diabetes melitus, lainnya kencing manis, Diabetes Melitus / Kencing Manis merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari istilah kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Melitus yang berarti madu atau gula.
Kurang lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini disebut juga “Kencing Manis”.
Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif.
Latarbelakang Diabetes Melitus
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan (karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.
Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel tersebut.
Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian tersebut diubah menjadi lemak dan protein.
Diabetes Melitus Tipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan makanan.
Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara alami dengan cara :
* Meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati.
* Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
* Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga.
Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya diabetes melitus sangat besar sekali.
Diabetes Melitus Tipe 2
Jika pada Diabetes Melitus 1 penyebab utamanya adalah dari malfungsi kalenjar pankreas, pada Diabetes Melitus Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah.
Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin.
Walau belum dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin, dibawah ini terdapat beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal tersebut:
* Obesitas, terutama yang besifat sentral (bentuk tubuh apel)
* Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
* Kurang gerak badan (olahraga)
* Faktor keturunan (herediter)
Diabetes Melitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejal yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan ke dalam komplikasi yang lebih fatal.
Jika berlangsung menahun, kondisi penderita Diabetes Melitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia.
Lakukan pemeriksaan dini pada tubuh, tidak perlu menunggu hingga timbul gejala. Karena dengan dilakukan diagnosis dini, dokter dan pasien dapat menanggulangi diabetes melitus dengan baik agar kita mampu mencegah tersebut sebaik-baiknya.[] (DA)
Kurang lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini disebut juga “Kencing Manis”.
Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif.
Latarbelakang Diabetes Melitus
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan (karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.
Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel tersebut.
Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian tersebut diubah menjadi lemak dan protein.
Diabetes Melitus Tipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan makanan.
Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara alami dengan cara :
* Meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati.
* Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
* Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga.
Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya diabetes melitus sangat besar sekali.
Diabetes Melitus Tipe 2
Jika pada Diabetes Melitus 1 penyebab utamanya adalah dari malfungsi kalenjar pankreas, pada Diabetes Melitus Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah.
Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin.
Walau belum dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin, dibawah ini terdapat beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal tersebut:
* Obesitas, terutama yang besifat sentral (bentuk tubuh apel)
* Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
* Kurang gerak badan (olahraga)
* Faktor keturunan (herediter)
Diabetes Melitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejal yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan ke dalam komplikasi yang lebih fatal.
Jika berlangsung menahun, kondisi penderita Diabetes Melitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia.
Lakukan pemeriksaan dini pada tubuh, tidak perlu menunggu hingga timbul gejala. Karena dengan dilakukan diagnosis dini, dokter dan pasien dapat menanggulangi diabetes melitus dengan baik agar kita mampu mencegah tersebut sebaik-baiknya.[] (DA)
Selasa, 19 April 2011
tki perawat di jepang
Jakarta - Pemerintah Jepang menyampaikan ucapan terima kasih kepada perawat asal Indonesia yang bekerja di Miyagi National Hospital. Pemerintah Jepang menilai Rita Retnaningtyas (35), perawat itu, telah berjasa merawat para korban tsunami.
"Kami atas nama pemerintah Jepang menyampaikan terimakasih kepada BNP2TKI dan khususnya Rita Retnaningtyas, juga beberapa TKI perawat baik nurse (perawat rumah sakit) dan careworker (perawat lanjut usia) yang ikut bersusah payah membantu warga Jepang terkena tsunami utamanya di Miyagi," ujar Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri.
Hal tersebut disampaikan Shiojiri saat menghadiri pelatihan Bahasa Jepang 104 calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) nurse dan careworker untuk penempatan 2011, di Gedung Graha Yasin, Jagakarsa. Demikian keterangan pers dari BNP2TKI, Selasa (22/3/2011) malam.
Menurut Shiojiri, Rita Retnaningtyas bersama TKI perawat lain bahkan bersedia bertahan di daerah dekat gempa dan tsunami yang terjadi di Miyagi, untuk melakukan pekerjaan sosial kemanusiaan yang mulia.
Menurutnya, di lima prefektur atau provinsi sekitar gempa tsunami Jepang yaitu Miyagi, Iwate, Aomori, Ibaraki dan Fukushima terdapat 35 TKI perawat. Mereka terdiri 11 TKI nurse dan 24 TKI careworker. Semua TKI perawat di lima prefektur itu dalam keadaan selamat dari bencana gempa, termasuk akibat radiasi reaktor nuklir di Fukushima.
Sebagian dari 35 TKI tersebut ada pula yang dievakuasi ke daerah yang jauh gempa dan radiasi reaktor nuklir, sedangkan beberapa orang seperti Rita Retnaningtyas justru masih bertahan di Miyagi sampai sekarang.
"Sekali lagi kami menyampaikan banyak terima kasih atas jasa dan bantuannya dalam menangani para korban," ujar Kajiro.
Sementara itu, Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat mengatakan, Rita Retnaningtyas sejak peristiwa gempa dan tsunami di Jepang terus melakukan kontak dengan suaminya, Bambang Wagiman (35) maupun keluarganya di Semarang.
"Rita mengatakan kepada keluarganya bahwa dirinya dan beberapa teman TKI nurse dan careworker dalam kondisi sehat dan masih tetap bekerja seperti biasanya di Miyagi," jelasnya.
Ditambahkan, para TKI perawat di Jepang yang tersebar di 45 prefektur sebanyak 686 orang akan tetap menjalani program penempatannya hingga selesai.
"Kami atas nama pemerintah Jepang menyampaikan terimakasih kepada BNP2TKI dan khususnya Rita Retnaningtyas, juga beberapa TKI perawat baik nurse (perawat rumah sakit) dan careworker (perawat lanjut usia) yang ikut bersusah payah membantu warga Jepang terkena tsunami utamanya di Miyagi," ujar Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri.
Hal tersebut disampaikan Shiojiri saat menghadiri pelatihan Bahasa Jepang 104 calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) nurse dan careworker untuk penempatan 2011, di Gedung Graha Yasin, Jagakarsa. Demikian keterangan pers dari BNP2TKI, Selasa (22/3/2011) malam.
Menurut Shiojiri, Rita Retnaningtyas bersama TKI perawat lain bahkan bersedia bertahan di daerah dekat gempa dan tsunami yang terjadi di Miyagi, untuk melakukan pekerjaan sosial kemanusiaan yang mulia.
Menurutnya, di lima prefektur atau provinsi sekitar gempa tsunami Jepang yaitu Miyagi, Iwate, Aomori, Ibaraki dan Fukushima terdapat 35 TKI perawat. Mereka terdiri 11 TKI nurse dan 24 TKI careworker. Semua TKI perawat di lima prefektur itu dalam keadaan selamat dari bencana gempa, termasuk akibat radiasi reaktor nuklir di Fukushima.
Sebagian dari 35 TKI tersebut ada pula yang dievakuasi ke daerah yang jauh gempa dan radiasi reaktor nuklir, sedangkan beberapa orang seperti Rita Retnaningtyas justru masih bertahan di Miyagi sampai sekarang.
"Sekali lagi kami menyampaikan banyak terima kasih atas jasa dan bantuannya dalam menangani para korban," ujar Kajiro.
Sementara itu, Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat mengatakan, Rita Retnaningtyas sejak peristiwa gempa dan tsunami di Jepang terus melakukan kontak dengan suaminya, Bambang Wagiman (35) maupun keluarganya di Semarang.
"Rita mengatakan kepada keluarganya bahwa dirinya dan beberapa teman TKI nurse dan careworker dalam kondisi sehat dan masih tetap bekerja seperti biasanya di Miyagi," jelasnya.
Ditambahkan, para TKI perawat di Jepang yang tersebar di 45 prefektur sebanyak 686 orang akan tetap menjalani program penempatannya hingga selesai.
Selasa, 12 April 2011
Langganan:
Postingan (Atom)